Kompas TV religi beranda islami Senin, 19 Juli 2021 0937 WIB Ilustrasi Idul Adha di Rumah JAKARTA, - Di masa Pemberlakuan Pembetasan Kegaiatan Masyarakat PPKM Darurat akibat pandemi Covid-19 yang megancam jiwa manusia, pemerintah bersama pemangku agama memutuskan untuk tidak melaksanakan salat Iduladha di masjid atau lapangan. Terutama wilayah yang berada di zona merah dan orange. Salat Idul Adha 1442 Hijriah/2021 diimbau untuk dilaksanakan di rumah masing-masing, imam anggota keluarga yang khutbah juga orang-orang di rumah. Khusus untuk Anda yang besok, Selasa 20/19/2021, akan mengambil peran sebagai khotib atau pengkhotbah salat Iduladha di keluraga, berikut naskah khutbah Iduladha seperti dari laman resmi Kementerian Agama. Baca Juga PPKM Darurat, Wapres Ma'ruf Amin Minta Shalat Idul Adha di Rumah Masing-Masing Khutbah Pertama Keluargaku yang semoga senantiasa dirahmati Allah. Alhamdulillah, pagi hari ini kita sama-sama merayakan lebaran Idul Adha, walaupun dengan menerapkan protokol kesehatan. Kita tidak sendiri melakukannya, umat Islam di dunia juga melakukan hal serupa. Bahkan, saudara kita yang mengerjakan ibadah haji dan umrah di Tanah Suci juga diperketat di dalam melaksanakan rangkaian manasik haji dan umrahnya. Tujuannya supaya kita semua ummat Islam terlindungi dan terjaga kesehatannya serta khusu' dan nyaman dalam beribadah kepada Allah Swt. Syekh Izzuddin Abdussalam berkata Artinya Termasuk keberuntunganku adalah dapat berdiam diri di dalam rumahku, dan meluangkan waktu untuk beribadah kepada Tuhan-ku. Orang yang beruntung ialah orang lebih banyak berdiam di dalam rumah, ia menangis karena menyesali dosanya, dan ia menyibukkan diri untuk taat beribadah kepada Allah. Dengan demikian, apa yang kita lakukan sekarang ini merupakan cara meraih keuntungan hidup. Terlebih sekarang ini kita masih dalam masa pandemi. Apa yang kita lakukan ini bukan semata-mata untuk keberuntungan diri kita pribadi, tapi juga untuk keberuntungan orang banyak. Rasulullah Saw dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, bersumber dari riwayat Saad bin Malik, Beliau bersabda Halaman Sumber Kompas TV BERITA LAINNYA
Untuksempurnanya rangkaian ibadah Idul Adha kita pada pagi hari ini marilah kita bersama-sama menengadahkan tangan untuk memohon doa kepada Allah. Ya Allah, pada hari ini kami baru saja menunaikan salah satu perintah-Mu, menunaikan salat Idul Adha sambil memuji kebesaran-Mu dan mensyukuri nikmat-Mu.
– Usulan agar libur Idul Adha 2 hari disampaikan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti di depan Wakil Walikota Surakarta Teguh Prakosa. Muhammadiyah melalui Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/ Tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1444 H menetapkan bahwa tanggal 1 Zulhijah 1444 H jatuh pada Senin 19 Juni 2023, sehingga Idul Adha 10 Zulhijah jatuh pada Rabu 28 Juni 2023. Keputusan ini berdasarkan kriteria Hisab Hakiki Wujudul Hilal. Hasil perhitungan Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah ini, menurut Mu’ti, sangat mungkin berbeda dengan perhitungan Kementerian Agama yang kemungkinan besar akan menetapkan Idul Adha pada Kamis 29 Juni 2023 M. Pasalnya, beberapa tahun yang lalu banyak anggota Muhammadiyah yang telah menjadi PNS dan ASN di berbagai daerah harus berangkat ke kantor pada hari di mana warga Muhammadiyah lainnya sedang melaksanakan salat Id. “Jadi liburnya dua hari, yaitu tanggal 28 atau 29 Juni 2023. Saya kira yang pegawai negeri setuju itu. Ini usul Pak Wakil Walikota, karena pernah ada warga Muhammadiyah yang menjadi ASN tidak ikut lebaran Idul Adha karena harus pergi ke kantor,” ujar Mu’ti, lansir laman resmi Muhammadiyah. Usulan Mu’ti ini berlandaskan Pasal 29 ayat dua UUD NRI 1945, yang menyatakan negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing, dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya. “Barangkali ini ada, syukur bila jadi libur nasional. Kalau tidak bisa, mungkin bisa dibuat khusus untuk Kota Surakarta. Supaya apa? Supaya kita bisa melaksanakan ibadah dengan tenang yang itu dijamin oleh konstitusi,” ucap Mu’ti.
Hidayatullahcom-Sebentar lagi kaum Muslimin merayakan Idul Adha atau Idul Qurban. Terkait itu, Kementerian Agama menerbitkan panduan penyelenggaraan Shalat Idul Adha dan Penyembelihan Hewan Kurban Tahun 1441H/2020M. "Dengan begitu, pelaksanaan shalat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban dapat berjalan optimal serta terjaga dari
- Idul Adha 1442 H bertepatan dengan tanggal 20 Juli 2021. Melaksanakan shalat Idul Adha hukumnya sunnah Muakkad. Selesai salat, biasanya akan dibacakan khutbah oleh khatib. Berikut ini panduan khutbah Idul Adha. Selepas melaksanakan salat Idul Adha, dianjurkan agar para jamaah tetap berada di tempat salat Id guna mendengarkan pembacaan khutbah. Selain itu, hukum mendengarkan khutbah adalah sunnah, karena sebagai penyempurna salat Id. Pelaksanaan Khutbah salat Id, tercantum juga dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori. "Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar, dan Umar menunaikan sholat Idul Fitri dan Idul Adha sebelum khutbah," Baca Juga Teks Khutbah Idul Adha 2023 Makna Lebaran Haji yang Sesungguhnya Berikut Panduan Khutbah Idul Adha Perlu diketahui, jika salat Idul Adha 2021 dilakukan di rumah sebagaimana aturan yang tertuang dalam SE Kemenag dalam menindaklanjuti pemberlakuan PPKM Darurat Jawa-Bali, maka perlu dilihat terlebih dulu jumlah jamaahnya. Jika jemaah yang salat di rumah berjumlah kurang dari 4, atau jika dalam praktiknya tak ada yang mampu untuk berkhutbah, maka boleh tidak menyertakan khutbah salat Id. Nah, berikut ini tata cara khutbah sholat Idul Adha yang perlu diketahui oleh khatib atau pembaca khutbah maupun umat muslim, yang dilansir dari NU Online Khatib memulai khutbah dengan membaca takbir 9 kaliPada awal khutbah, Khatib memuji Allah SWT serta bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW Khatib menyampaikan agar takwa kepada Allah SWTKhatib disunahkan duduk sebentar disela dua khutbah Membuka khutbah bagian kedua dengan mengucap takbir 7 kali Membaca ayat Alquran pada khutbah keduaPada khutbah kedua, Khatib mendoakan seluruh umat muslimJika khutbah sholat Id digelar di masjid atau lapangan untuk wilayah yang tidak berada pada zona PPKM Darurat, dianjurkan untuk tetap menjaga protokol kesehatan super ketat serta mempersingkat penyampaiannya khutbah. Baca Juga Panduan Lengkap Shalat Idul Adha Hal tersebut dilakukan guna menghindari kerumunan terlalu lama dan mencegah penularan Covid-19 yang baru-baru ini kasusnya sedang mengalami lonjakan tinggi.
Padahari raya Iedul Adha, kaum muslimin yang memiliki kelapangan dianjurkan untuk melaksanakan ibadah kurban yaitu dengan menyembelih kambing, sapi atau onta. Hal ini berdasarkan firman Allah Azza wajalla: فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنْحَرْ. Terjemahnya : " Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah." (QS. Al
Dari kehidupan Nabi Ibrahim dan keluarganya kita bisa belajar cara membentuk generasi harapan agama dan umat, demikian materi khutbah Idul Adha Oleh Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضَ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلَ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلّ وسّلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وِعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ .وقال أَيْضًا وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَا عَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Alhamdulillah hari ini kita kembali hadir dalam perayaan Idul Adha. Kita kembali menapaktilasi jejak harum Nabi Ibrahim dan keluarganya. Mereka adalah insan-insan teladan sepanjang zaman. Al-Quran telah menegaskan قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِىٓ إِبْرَٰهِيمَ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ “Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia.” QS Al-Mumtahanah 04 Dari kehidupan Nabi Ibrahim dan keluarganya kita bisa belajar tentang cara membentuk generasi harapan agama dan umat, untuk masa kini dan masa depan. Tentu harus ada usaha sungguh-sungguh yang berkesinambungannya dalam mewujudkan generasi Ibrahim di tengah kehidupan kita. Banyak jejak sejarah yang ditorehkan Nabi Ibrahim semasa hidupnya. Al-Quran merekam dengan baik apa saja langkah-langkah yang pernah dilalui oleh beliau sehingga dinobatkan sebagai Khalilullaah Kekasih Allahﷻ. Sekurang-kurangnya ada enam ciri khas dari sosok Nabi Ibrahim yang patut kita jadikan ukuran dalam melahirkan generasi emas yang berkualitas. اللهُ أَكْبَر اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، وَللّٰهِ الْحَمْدُ Pertama, beliau adalah sosok yang kritis dalam mencari dan menerima suatu kebenaran. Kisah pergulatan beliau dalam memerangi sesembahan kaumnya salah satu contohnya. Beliau menunjukkan di mata kaumnya sendiri bagaimana berhala-berhala yang disembah itu, ternyata hanya onggokan batu yang tidak memiliki kekuatan apa-apa, bahkan ia tidak sanggup melindungi dirinya sendiri, apalagi melindungi diri orang lain. أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا ءَالِهَةً ۖ إِنِّىٓ أَرَىٰكَ وَقَوْمَكَ فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ “Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.” QS Al-An’am 74 Sikap kritis Nabi Ibrahim ini perlu kita tiru. Jangan mudah menerima suatu ajaran atau paham sebelum kita teliti dengan seksama. Tidak semua pemikiran dan paham keagamaan, benar adanya. Ada yang menyeru kepada kesesatan dan kebinasaan. Seperti halnya kampanye normalisasi penyimpangan kelompok LGBT di tengah kehidupan masyarakat, layaknya hubungan suami-istri. Kedua, Nabi Ibrahim adalah sosok yang perilakunya berjalan beriringan dengan Islam. Beliau menyandarkan sikapnya kepada Islam. Jika apa yang akan dikerjakan sesuai dengan Islam, beliau lakukan. Dan jika tidak, maka beliau tinggalkan. Tidak peduli dengan cemoohan dan cacian manusia. Beliau hanya melakukan setiap langkah dan perbuatan jika selaras dan sejalan dengan tuntunan Islam. Seperti itulah sikap yang harus kita ambil. Di mana saja kita berada, jangan pernah merasa malu untuk menunjukkan bahwa kita adalah orang Islam dengan semua keindahan ajarannya. Kita hidupkan syiar-syiar Islam di rumah, masjid, kantor, pasar, pabrik, dan lain sebagainya. Kita jadikan Islam sebagai tolak ukur sebelum memutuskan suatu perkara. Bangga sebagai orang Islam membuat kita akan selalu menunjukkan identitas keislaman di berbagai kondisi. Allahﷻ berfirman فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَقُولُوا۟ ٱشْهَدُوا۟ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ “Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri kepada Allah.” QS. Ali Imran 64 اللهُ أَكْبَر اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، وَللّٰهِ الْحَمْدُ Kaum Muslimin yang Berbahagia Ketiga, memiliki ilmu dan prestasi. Tidak bisa dibantah bahwa persaingan yang semakin sengit antara yang hak dan batil harus dihadapi dengan ilmu yang mumpuni. Generasi Ibrahim layak kita jadikan proyek percontohan yang membangun kesadaran umat dalam berbagai aspek lewat jalur ilmu. Tingginya ilmu dan prestasi yang diraih oleh Nabi Ibrahim, disebutkan dalam firman Allahﷻ وَٱذْكُرْ عِبَٰدَنَآ إِبْرَٰهِيمَ وَإِسْحَٰقَ وَيَعْقُوبَ أُو۟لِى ٱلْأَيْدِى وَٱلْأَبْصَٰرِ “Dan ingatlah hamba-hamba Kami Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi.” QS Shaad 45. Keempat, berani menghadapi risiko perjuangan. Mempertahankan idealisme sarat dengan tantangan dan rintangan. Hal inilah yang dihadapi oleh Nabi Ibrahim. Demi mempertahankan iman dan Islam beliau rela berkorban bahkan dijatuhi hukuman mati dengan cara dibakar di dalam tumpukan kayu besar bak gunung. Keberanian Nabi Ibrahim dibalas oleh Allahﷻ dengan penyelamatan dari kobaran api. Allahﷻ berfirman قَالُوا حَرِّقُوهُ وَانْصُرُوا آلِهَتَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ، قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ “Mereka berkata “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak.” Kami Allah berfirman “Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.” QS Al-Anbiya’ 68-69.*
341 min. ago DPP Hidayatullah Sambut Gerakan TOLAK Timnas Israel Karunia-Nya mengiringi, derap langkah kaum muslimin pagi ini, berkumpul bersama menghadiri shalat Idul Adha, seraya berharap ridha ilahi. Khutbah Idul Adha: Prestasi Sedekah di Tengah Wabah. Khutbah. Friday, 31 May 2019 - 01:00 WIB.
HIDORID – Berikut ini naskah khutbah Idul Adha 1435 Hijriyah rilis PP Hidayatullah. Semoga bermanfaat dan dapat dimanfaatkan seluas-luasnya kaum muslimin. Selain dalam format Microsoft Word, file juga dibuat dalam bentuk PDF, sehingga pastikan di komputer anda telah terinstal aplikasi “Acrobat Reader” untuk dapat membaca file. Terima kasih. _______________ DOWNLOAD Versi Acrobat Reader/Pdf DOWNLOAD Versi Microsoft Word
DbfJ. 2p29edswt8.pages.dev/1352p29edswt8.pages.dev/3442p29edswt8.pages.dev/42p29edswt8.pages.dev/2322p29edswt8.pages.dev/2242p29edswt8.pages.dev/2902p29edswt8.pages.dev/2292p29edswt8.pages.dev/3522p29edswt8.pages.dev/147
khutbah idul adha hidayatullah